Sabtu, 22 Desember 2012

KOMUNIKASI


A. Pengertian Komunikasi
     
     Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi seperti pesan, ide dan gagasan dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :
1. Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator
2. Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
3. Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
Komunikasi Informal
     Komunikasi informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi , akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal , penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu , gossip , atau rumor . Tentang komunikasi informal sebaiknya tidak dilakukan berdasarkan informasi yang masih belum jelas dan tidak akurat , carilah sumber informasi yang dapat dipercaya , selalu gunakan akal sehat dan bertindak berdasarkan pikiran yang positif . Informasi dalam komunikasi informal biasanya timbul melalui rantai kerumunan di mana seseorang menerima informasi dan diteruskan kepada seseorang atau lebih dan seterusnya sehingga informasi tersebut tersebar ke berbagai kalangan . Implikasinya adalah kebenaran informasi tersebut menjadi tidak jelas atau kabur . Meski demikian komunikasi informal akan untuk memenuhi kebutuhan sosial , mempengaruhi orang lain , dan mengatasi kelambatan komunikasi formal yang biasanya cenderung kaku dan harus melalui berbagai jalur terlebih dahulu .
Jaringan Komunikasi
     Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orng ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jarngan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistim komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bias dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.
pengertian jaringan komunikasi menurut beberapa ahli :
1. Rogers (1983)
jaringan komunikasi adalah suatu jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dilmbungkan oleh arus komunikasi yang terpola.

2. Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999)
jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.

3. Knoke dan Kuklinski (1982)
jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.

B.Pengertian, Jenis atau Tipe Pengawasan
     Pengawasan merupakan proses kegiatan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana, kebijakan, instruksi dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Pengawasan berfungsi untuk mencegah secara dini kemungkinan terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta pelaksanaan tugas-tugas organisasi
A.Tipe-Tipe dalam Pengawasan
     Dalam pengawasan menurut winardi (2000) terbagi menjadi 3 tipe atas dasar fokus aktivitas pengawasan antara lain  :

1.Pengawasan Pendahuluan (Preliminary Control)
     Prosedur-prosedur pengawasan pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibanding dengan hasil yang diperkirakan/rencanakan.Dipandang dari sudut prespektif,kebijaksanaan merupakan pedoman dimasa yang akan datang.Merumuskan kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan sedang tindakan implementasi kebijakan merupakan bagian dari fungsi pengawasan.

Pengawasan Pendahuluan Meliputi:
a.Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia
b.Pengawasan pendahuluan Modal
c.Pengawasan pendahuluan Bahan-bahan
d.Pengawasan pendahuluan sumber daya finansial

2.Pengawasan Pada Saat Kerja Berlangsung (Cocurent Control)
     Adalah tindakan yang biasa dilakukan oleh supervisor yang mengarahkan pekerjaan bawahannya.Direction berhubung dengan tindakan para manager untuk berupaya:
a. Mengajarkan para bawahan bagaimana cara yang baik untuk menerapkan metode atau standart kerja (SOP)
b. Mengawasi pekerjaan harus disesuaikan dengan standart yang ada,supaya hasil yang diharapkan sesuai dengan cita-cita. Proses pengawasan ini tidak hanya meliputi cara apa yang dipakai atau dikomuniksikan namun juga sikap perorangan memberikan penyerahannya.

3.Pengawasan Feed Back (Feed Back Control)
     Ciri khas dari metode  pengawasan ini adalah feed back (umpan balik) adalah dipusatkan pada hasil historikal sebagai landasan untuk mengoreksi tujuan yang akan datang.Sejumlah pengawasan feed back banyak dilakukan oleh dunia bisnis.
a.      Analisa laporan keuangan (Financial Statement Analysis)
b.      Analisa Biaya standard (Standard Cost Analysis)
c.      Pengawasan Kualitas (Quality Control)
d.      Evaluasi hasil pekerjaan pekerja/karyawan(Employe Perfomance Evaluation)

B. Jenis-jenis dalam Pengawasan

Dalam pengawasan juga terdapat beberapa jenisnya yaitu antara lain:

1.Pengawasan Melekat
     Adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian secara terus-menerus yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahanya,secara prefentif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rancangan kegiatan dan peraturan yang sudah berlaku.

2.Pengawasan Fungsional
     Adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau pejabat yang tugas pokoknya khusus membantu pimpinan untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing,pengawasan fungsional biasanya bersifat internal.Aparat pengawasan fungsioanal dalam suatu instansi disebut Satuan Pengawas Internal(SPI).SPI hanya membantu pimpinan agar dapat melakukan manajemenya, melakukan pengawasan melekat dan pengendalian dengan baik.SPI tidak berwenang mengambil tindakan sendiri,harus koordinasi dengan pimpinanya terlebih dulu.

3.Pengawasan Teknis Fungsioanal
     Adalah disetiap instansi berkewajiban untuk melakukan pengawasan agar kebijakan-kebijakan negara sesuai dengan bidang tugas pokoknya masing-masing,ditaati oleh semua masyarakat dan aparatur pemerintahan(tak terkecuali).Pengawasan ini merupakan konsekuensi dari pelaksanaan dasar fungsionalisasi dan merupakan fungsi lini atau operasional dari instansi tersebut.Pengawasan teknis fungsional berarti pengawasan yang ditujukan kepada semua aparatur pemerintah dan masyarakat.

4.Pengawasan Legislatif
     Adalah pengawasan yang sering disebut dengan pengawasan politik,merupakan fungsi yang dimiliki parlemen disamping fungsi legislasi dan budgeting.Pengawasan legislatif ditujukan pada pengawasan terhadap UUD 1945,Hukum dan peraturan pelaksanaanya yang termanifestasikan pada hak interpelasi,hak angket,dan hak menyatakan pendapat.

5.Pengawasan Masyarakat
     disebut dengan kontrol sosial merupakan pengawasan yang dilakukan masyarakat sendiri terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

6.Pengawasan Yudikatif
     Adalah Pengawasan salah satu fungsi dari Mahkamah Agung untuk mengawasi peraturan di bawah UU,sedangkan Mahkamah Konstitusi berwenang secara formal untuk menguji UU terhadap UUD 1945.
Dengan adanya pengawasan memungkinkan suatu perjalanan sikap seseorang atau lembaga dimungkinkan lebih teratur dan sesuai dengan kaidah yang ada.Semoga tulisan tentang Tipe dan Jenis pengawasan ini dapat menambah pengetahuan tantang pengawasan.

C.Perubahan dan Pengembangan Organisasi

1. Perubahan Organisasi
     Perubahan Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi. Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi, seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya.

Dorongan untuk Berubah
     Alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah. Oleh sebab itu, organisasi tidak punya pilihan lain kecuali berubah juga. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari:

A. Dorongan Eksternal
    Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk melakukan perubahan.

B. Dorongan Internal
     Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser, seiring bergesernya nilai sosiokultural. Akibatnya mereka menuntut suatu perubahan dalam jam kerja, atau perubahan kondisi kerja.
Dua Jenis Perubahan

Secara umum ada dua jenis perubahan dalam organisasi.
1. Perubahan Terencana
Perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang.
2. Perubahan Reaktif
Perubahan reaktif adalah suatu respon bertahap terhadap peristiwa ketika muncul.

Langkah-langkah komprehensif dalam proses perubahan
    
 Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:

·         Mengenali kebutuhan akan perubahan
·         Menetapkan tujuan perubahan
·         Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
·         Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
·         Merencanakan implementasi untuk perubahan
·         Mengimplementasikan perencanaan perubahan
·         Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut

Penolakan terhadap Perubahan
      Sebuah manajemen perubahan yang efektif harus mampu memahami penolakan yang sering kali mengikuti perubahan. Ada beberapa hal yang menjadi alasan terjadinya penolakan terhadap perubahan organisasi, yaitu:

·         Ketidakpastian
·         Kepentingan pribadi yang terancam
·         Perbedaan persepsi
·         Rasa kehilangan

Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan
      Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan yang terjadi dalam organisasi, setidaknya ada beberapa teknik yang bisa diterapkan, yaitu:
·         Partisipasi
·         Pendidikan dan komunikasi
·         Fasilitasi
·         Analisis bidang kekuatan

Bidang-bidang Perubahan Organisasi
     
Perubahan yang terjadi dalam organisasi, setidaknya meliputi tiga bidang umum, yaitu:

·         Struktur dan rancangan organisasi. Yang termasuk ke dalam bidang ini adalah rancangan pekerjaan, departementalisasi, hubungan pelaporan, distribusi otoritas, mekanisme koordinasi, struktur lini-staf, rancangan keseluruhan, budaya, manajemen sumber daya manusia
·         Teknologi dan Operasi, meliputi teknologi informasi, peralatan, proses pekerjaan, urutan pekerjaan, sistem pengendalian
·         Orang. Dalam hal ini yang dipengaruhi adalah kemampuan dan keterampilan, kinerja, persepsi, ekspektasi, sikap dan nilai.

2. Pengembangan Organisasi
         adalah Suatu usaha terencana yang berskala organisasi, dikelola dari puncak, dan dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui intervensi yang terencana dalam proses organisasi yang menggunakan pengetahuan perilaku
Ada beberapa teknik /jenis intervensi atau aktivitas secara umum yang dianggap sebagai bagian dari pengembangan organisasi, yaitu:

·         Aktivitas Diagnostik
·         Membangun Tim
·         Timbal Balik Survey
·         Pendidikan
·         Aktivitas Antar Kelompok
·         Penyelesaian Melalui Pihak Ketiga
·         Aktivitas Teknostruktural
·         Konsultasi Proses
·         Perencanaan Hidup dan Karier
·         Bimbingan dan konseling
·         Perencanaan dan Penetapan Tujuan

SUMBER :