Sabtu, 10 Desember 2011

Kebudayaan Indonesia

Kasus antara Indonesia dengan Malaysia kembali terulang. Pulau yang diklaim milik malaysia beberapa waktu lalu sempat memanas, sehingga muncul demo dimana-mana, hujatan untuk malaysia pun sering terdengar, seperti “Ganyang Malaysia” dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, produk dan budaya serta kesenian, juga menjadi incaran Malaysia, seperti batik, lagu Rasa Sayange, dan. Lalu sebenarnya apa yang diinginkan malaysia?
Setelah lagu sayange dijiplak malaysia dan gagal,satu lagi kesenian negara kita dklaim oleh malaysia,Reog ponorogo,kesenian asli indonesia yang berasal dari ponorogo itu diklaim malaysia sebagai kesenian yang berasal dari negara mereka,mungkin melihat pengalaman yang terdahulu saat menjiplak lagu rasa sayange yang gagal,mereka mengganti dengan nama Tarian Barongan

Publikasi tarian Barongan sebagai warisan Malaysia melalui website dan video itu memicu kemarahan para penari Reog. Kesamaan Reog dan Barongan terletak pada pakaian penari, dadak merak (topeng reog), patih (penggiring putri), dan alat-alat musik pengiring. Yang berbeda hanya alur cerita dan musiknya.
Apakah malaysia terlalu miskin dengan kebudayaan dan seni? Atau malaysia merasa lebih kaya dan kuat? atau malaysia hanya ingin ngetest kesabaran rakyat Indonesia? atau ada rencana lain dibelakangnya? karena tidak hanya seni dan budaya saja yang dibajak oleh malaysia, bahkan ‘katanya’ seorang tokoh asli Aceh, yang seorang cendekia telah diklaim sebagai orang malaysia, dan bahkan ada orang malaysia bangga dengan mengaku-aku sebagai adiknya.
Jika dilihat dari iklan Malaysia yang ada di beberapa media seperti tv, koran, yang mengiklankan pariwisatanya negeri jiran tersebut, apakah malaysia hanya ingin cari muka (beriklan gratis) dengan membuat sensasi, yang akhirnya akan dibahas banyak media indonesia? jika memang itu yang diinginkan malaysia selain keinginan-keinginan lain, maka malaysia telah sukses mencapainya.
Kita juga sering mendengar seorang pejabat atau tokoh agar Malaysia menghormati kebudayaan dan kesenian kita. Tetapi apakah kita sudah menghargai kesenian kita sendiri? Banyak lagu-lagu daerah yang sudah dilupakan, dan bahkan dengan sadar meninggalkannya. Atau mungkin bisa terjadi dikemudian hari, alat musik khas Indonesia akan diklaim milik Malaysia jika kita sendiri sudah tidak pernah memainkannya. Tetapi saya yakin, Malaysia tidak akan berani mengaku bahwa Gamelan adalah miliknya.
Kesalahan Indonesia adalah minimnya bukti atau dokumentasi tentang budaya Indonesia, dan yang lebih menyedihkan lagi, budaya-budaya tersebut jarang dipertunjukkan, jika masih ingin tetap mengakui bahwa semua itu hasil karya kita, sudah sepatutnya sebagai pewaris budaya adalah menjaganya, dengan cara tidak meninggalkan begitu saja. Seperti yang dilakukan masyarakat bali dengan Tari kecaknya
Apakah kita sebagai rakyat Indonesia hanya sekedar diam begitu saja. Seharusnya kita wajib  mempertahankan dan melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia. Jangan sampai kebudayaan Negara Indonesia di rebut oleh Negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar