A.PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan
pap yang diinginkan pihak lainnya Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama
secara royal untuk menyelesaikan tugas
Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan diantaranya
memiliki beberapa unsur yang sama.
Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), istilah ini
dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk
mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang
dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas
kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat
sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian
khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai
akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan
pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
B.TEORI KEPEMIMPINAN
Teori Genetik (Genetic Theory).
Penjelasan kepemimpinan yang
paling lama adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat
populer waktu itu yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan
membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat
utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
Teori Sifat (Trait Theory).
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas
kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. atau
sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan
kemampuan social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter
di atas, maka seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat
menjadi pemimpin yang efektif. Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang
menurut Judith R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa dalam:
(1) Kemampuan Intelektual
(2) Kematangan Pribadi
(3) Pendidikan
(4) Status Sosial dan Ekonomi
(5) “Human Relations”
(6) Motivasi Intrinsik dan
(7) Dorongan untuk maju (achievement drive).
Teori Perilaku (The Behavioral Theory).
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori
para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an
mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti atau perilaku seorang pemimpin
sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Fokus pembahasan
teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki kemampuan
memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara efektif.
Situasional Leadership.
Pengembangan teori situasional
merupakan penyempurnaan dan kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan
kepemimpinan yang paling efektif. Dalam “situational leadership” pemimpin yang
efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif
dan menerapkannya secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini
harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan
dinamika situasi yang ada. Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial,
karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara
dinamis akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seorang
Transformational Leadership.
Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh
sekelompok ahli yang mencoba “menghidupkan” kembali teori “trait” atau
sifat-sifat utama yang dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin.
Robert House menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa
kepemimpinan yang efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri,
mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar
kharismatiknya (Ivancevich, dkk, 2008:213)
Dengan mengandalkan kharisma,
seorang pemimpin yang “transformational” selalu menantang bawahannya untuk
melahirkan karya-karya yang istimewa. Langkah yang dilaksanakan pada umumnya
adalah dengan membicarakan dengan pengikutnya, bagaimana sangat pentingnya
kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok
dan bagaimana istimewanya kelompok sehingga dapat menghasilkan karya yang
inovatif serta luar biasa.
Menurut pencetus teori ini,
pemimpin “transformational” adalah sangat efektif karena memadukan dua teori
yakni teori “behavioral” dan “situational” dengan kelebihan masing-masing.
Atau, memadukan pola perilaku yang berorientasi pada manusia atau pada produksi
(employee or production-oriented) dengan penelaahan situasi ditambah dengan
kekuatan kharismatik yang dimilikinya. Tipe pemimpin transformational ini sesuai
untuk organisasi yang dinamis, yang mementingkan perubahan dan inovasi serta
bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dalam ruang lingkup
internasional. Syarat utama keberhasilannya adalah adanya seorang pemimpin yang
memiliki kharisma.
C. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai
pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power)
dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2.Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang
kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:
(A) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa,
atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,
(B) mereka bersikap terlalu melindungi,
(C) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri,
(D) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif,
(E) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada
pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka
sendiri,
(F) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe
kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan
maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang
sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan
otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
(A) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat
otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana
(B) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
(C) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebihan,
(D) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
(E) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya,
(F) komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
(A) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
(B) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
(C) berambisi untuk merajai situasi,
(D) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
(E) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana
dan tindakan yang akan dilakukan,
(F) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi,
(G) adanya sikap eksklusivisme,
(H) selalu ingin berkuasa secara absolut,
(I) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
(J) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar
negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya
terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu
menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat
tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan.
Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu
teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah
masyarakat.
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan
yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri)
dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok.Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
D. GAYA DAN PERILAKU PEMIMPIN
1.Gaya Otokratis
pemimpin yang cenderung memusatkan wewenang,
mendiktekan metode kerja, membuat keputusan unilateral, dan membatasi
partisipasi karyawan
2.Gaya Demokratis
pemimpin yang cenderung melibatkan karyawan dalam
mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam
memutuskan metode dan sasaran kerja, dan menggunakan umpan balik sebagai
peluang untuk melatih karyawan
3.Gaya Laissez - Faire
Pemimpin yang umumnya memberi kelompok kebebasan penuh
untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang
dianggap sesuai
PERILAKU PEMIMPIN
a.Pemimpin yang
Direktif
Pemimpin yang memberitahu
kepada para pengikutmengenai apa yang diharapkan dari mereka,
menentukanpekerjaan yang harus diselesaikan, memberikanbimbingan khusus terkait
dengan cara menyelesaikanberbagai tugas tersebut.
b.Pemimpin yang
Suportif
Pemimpin yang ramah dan
memperhatikan kebutuhanpara pengikutnya.
c.Pemimpin yang Partisipatif
Pemimpin yang melakukan
perundingan dengan parapengikutnya dan menggunakan saran-saran merekasebelum
mengambil suatu keputusan.
d.Pemimpin yang Berorientasi Pencapaian
Pemimpin yang menetapkan
tujuan-tujuan danmengharapkan para pengikutnya untuk bekerja dengansangat baik.